Menurut penelitian terbaru mandi ternyata tidak hanya baik untuk membersihkan tubuh dari kotoran dan menjauhkan stress, tapi mandi juga memiliki peranan penting meningkatkan sistem kekebalan, membantu kulit terhindar dari penyakit seperti eksema dan bahkan menyembuhkan masalah medis serius.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan penderita diabetes yang menghabiskan hanya setengah jam berendam dalam bak air hangat dapat menurunkan tingkat gula darah sekitar 13 persen.
Penelitian terpisah di Jepang menunjukkan 10 menit berendam dalam air hangat dapat memperbaiki kesehatan jantung baik pria maupun wanita, membantu mereka menjalani test olahraga lebih baik dan mengurangi rasa sakit.
Apa manfaat mandi dan berapa lama anda sebaiknya mandi? Berikut beberapa petunjuk mandi asyik dan menyehatkan:
Mengeluarkan racun
Mandi air hangat sekitar 32-35 derajat Celsius membuka pori-pori yang dapat membantu mengeluarkan toksin. Mandi air hangat juga dapat membantu menurunkan tingkat gula darah, menyembuhkan sakit otot dan membantu menjaga usus besar bekerja dengan baik. Waktu yang dianjurkan selama 10-20 menit.
Stress
Jika anda benar-benar mengalami stress, mandi air dingin akan menjadi jawaban yang tepat. Temperatur yang dianjurkan sekitar 12-18 derajat Celsius. Mandi air dingin sangat baik meredakan ketegangan, sebaliknya dari air hangat karena mandi air dingin dapat mempersempit darah dan meningkatkan tingkat gula darah.
Eksema
Penyakit kulit tertentu seperti eksema, ruam atau gatal-gatal dengan menambahkan baking soda (sodium bicarbonate) ke dalam bak mandi dapat membuat perbedaan besar. Sodium bicarbonate bertindak sebagai antiseptik. Isi air dengan air hangat kuku, tambahkan kira-kira satu pound baking soda dan aduk sampai rata. Dianjurkan berendam selama 10-20 menit.
Infeksi
Infeksi yeast seperti sariawan dapat dibantu dengan menambahkan tiga atau empat cuka dari sari buah apel ke dalam bak mandi. Ini juga baik untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh karena cuka dapat menyeimbangkan kembali asam. Tambahkan pada air hangat dan berendam selama 15-20 menit.
Flu dan Sakit Kepala
Merendam kaki dalam air hangat dapat membantu menyembuhkan flu dan sakit kepala dan juga menyegarkan kembali kaki yang lelah. Masukan air hangat secukupnya dalam bak sampai menutupi kaki dan pergelangan kaki tambahkan beberapa tetes minyak seperti lavender, peppermint atau lemon. Setelah selesai basuh dengan air dingin. Lakukan selama 10-20 menit.
Insomnia
Merendam kaki dalam air dingin sangat baik bagi anda yang memiliki masalah insomnia atau mereka yang memiliki masalah tidur. Masukan kaki sampai kaki merasa dingin. Pengobatan ini juga berguna bagi kaki lelah, pendarahan hidung, flu dan sembelit.
Sirkulasi
Cobalah merendam kaki secara bergantian antara air hangat dan air dingin jika anda mengalami masalah sirkulasi. Mulai dengan merendam kaki selama satu atau dua menit dalam air hangat, kemudian 30 menit dalam air dingin. Cobalah lakukan selama 15 menit kemudian diselesaikan dengan air dingin.
26 Februari 2009
Hipertensi Tingkatkan Resiko Stroke Mata
Hipertensi atau tekanan darah tinggi dan gangguan katup jantung (cardiovaskular) dapat meningkatkan resiko terkena stroke mata dan kerusakan mata akibat penyumbatan pembuluh darah.
Penyakit tersebut dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah di mata dan beresiko menyebabkan kerusakan retina, kata Dokter Elvioza SpM dari Departemen Opthamology Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta akhir pekan lalu.
Ia menambahkan penyakit dengan gejala klinis pengelihatan sering buram atau gelap secara mendadak tersebut selanjutnya dapat menurunkan ketajaman pengelihatan secara permanen serta tidak jarang mengakibatkan kebutaan.
Komplikasi lain seperti glaukoma neovaskular dan serangan rasa sakit pada mata secara berulang, kata dia, juga sering menyertai stroke mata.
Lebih lanjut dia menjelaskan penatalaksanaan bagi pasien stroke mata, yang utamanya dimaksudkan untuk membatasi kerusakan dan mencegah komplikasi, antara lain dilakukan dengan mengendalikan faktor resiko.
"Misalnya dengan menjaga tekanan darah sistole di bawah 115 mmHg dan tekanan darah diastole di bawah 75 mmHg," katanya.
Di samping itu, ia melanjutkan, penyembuhan stroke mata juga bisa dilakukan dengan terapi medikamentosa (obat), terapi bedah dan rehabilitasi.
Sedangkan pencegahannya, kata Elvioza, bisa dilakukan dengan mencegah peningkatan kadar lemak dalam darah dan menghindari konsumsi rokok serta paparan asap rokok.
Ia juga menambahkan bahwa olah raga teratur, memperbanyak diet sayur dan diet yang mengandung banyak serat juga bisa dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut. (*)
Penyakit tersebut dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah di mata dan beresiko menyebabkan kerusakan retina, kata Dokter Elvioza SpM dari Departemen Opthamology Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta akhir pekan lalu.
Ia menambahkan penyakit dengan gejala klinis pengelihatan sering buram atau gelap secara mendadak tersebut selanjutnya dapat menurunkan ketajaman pengelihatan secara permanen serta tidak jarang mengakibatkan kebutaan.
Komplikasi lain seperti glaukoma neovaskular dan serangan rasa sakit pada mata secara berulang, kata dia, juga sering menyertai stroke mata.
Lebih lanjut dia menjelaskan penatalaksanaan bagi pasien stroke mata, yang utamanya dimaksudkan untuk membatasi kerusakan dan mencegah komplikasi, antara lain dilakukan dengan mengendalikan faktor resiko.
"Misalnya dengan menjaga tekanan darah sistole di bawah 115 mmHg dan tekanan darah diastole di bawah 75 mmHg," katanya.
Di samping itu, ia melanjutkan, penyembuhan stroke mata juga bisa dilakukan dengan terapi medikamentosa (obat), terapi bedah dan rehabilitasi.
Sedangkan pencegahannya, kata Elvioza, bisa dilakukan dengan mencegah peningkatan kadar lemak dalam darah dan menghindari konsumsi rokok serta paparan asap rokok.
Ia juga menambahkan bahwa olah raga teratur, memperbanyak diet sayur dan diet yang mengandung banyak serat juga bisa dilakukan untuk mencegah penyakit tersebut. (*)
Teknik Bersantai Untuk Hindari Obat Darah Tinggi
Mempelajari teknik penanganan stress dapat membantu orang yang menderita satu jenis tekanan darah tinggi yang biasa menyerang orang berusia lanjut menghapuskan kebutuhan mereka akan obat anti darah tinggi, demikian hasil suatu studi baru.
Orang yang mengalami kondisi itu, yang dikenal sebagai isolated systolic hypertension, yang ikut dalam pelatihan relaksasi memiliki peluang lebih baik untuk dapat menghilangkan setidaknya satu obat darah tinggi mereka dibandingkan dengan orang yang tak ikut dalam pelatihan bersantai, demikian temuan Dr. Jeffery A. Dusek dari Massachusetts General Hospital di Boston dan rekannya.
Jika temuan mereka dikonfirmasi pada orang yang menderita jenis lain tekanan darah tinggi, Dusek dan rekannya menyimpulkan, manfaatnya dalam pencegah stroke, serangan jantung, gagal ginjal dan dampak penyakit lain tekanan darah tinggi --serta pengurangan biaya untuk membeli obat-- akan "tak terperikan".
Saat usia orang, tekanan tinggi systolic mereka --angka tertinggi dalam catatan tekanan darah tinggi-- cenderung naik, sementara tekanan darah diastolic mereka, atau angka terendah, seringkali turun, Dusek dan timnya menjelaskan di dalam Journal of Alternative and Complementary Medicine.
Sebanyak tiga-perempat orang berusia lanjut yang menderita tekanan darah tinggi memiliki isolated systolic hypertension, yang merupakan "tantangan bagi pengobatan" untuk mengobati secara efektif, mengingat resiko terlalu rendahnya tekanan darah diastolic, serta kenyataan bahwa banyak orang berusia lanjut menggunakan banyak obat, kata mereka.
Untuk memastikan apakah mempelajari teknik penanganan stress dapat membantu orang menangani systolic hypertension tanpa obat, para peneliti itu mengacak 122 laki-laki dan perempuan yang menderita tekanan darah tinggi dan berusia 55 tahun ke atas selama delapan pekan pelatihan reaksi santai atau satu kelompok pemantauan. Semuanya menggunakan setidaknya dua jenis obat anti-darah-tinggi pada awal studi tersebut.
Orang yang berada dalam kelompok reaksi relaksasi ikut dalam kegiatan mingguan yang meliputi 15 menit instruksi mengenai cara menghasilkan reaksi (seperti meditasi kesadaran penuh dan menarik nafas yang dalam), serta 20 menit kegiatan reaksi relaksasi. Mereka diinstruksikan untuk mendengarkan rekaman reaksi relaksasi selama 20 menit setiap hari.
Pasien yang berada di dalam kelompok pantauan mendengarkan serangkaian rekaman instruksi mengenai teknik pengobatan selama 20 menit.
Pada akhir masa delapan pekan, 44 orang di dalam kelompok reaksi relaksasi dan 36 peserta kelompok pantauan telah menurunkan tekanan darah mereka ke tingkat sasaran dan memenuhi syarat untuk mengikuti pelatihan delapan pekan lagi yang meliputi penghilangan obat anti-darah-tinggi yang diawasi.
Sebanyak 32% peserta studi itu di dalam kelompok relaksasi dapat mempertahankan tekanan darah mereka pada tingkat yang disarankan sementara menghilangkan satu atau lebih obat anti-darah-tinggi mereka, sedang mereka yang berada di kelompok pantauan berjumlah 14%.
Setelah para peneliti itu memantau bermacam ciri orang pada masing-masing kelompok, mereka mendapati bahwa berada di dalam kelompok relaksasi meningkatkan peluang seseorang untuk mampu menghilangkan setidaknya satu jenis obat lebih dari empat kali lipat
Orang yang mengalami kondisi itu, yang dikenal sebagai isolated systolic hypertension, yang ikut dalam pelatihan relaksasi memiliki peluang lebih baik untuk dapat menghilangkan setidaknya satu obat darah tinggi mereka dibandingkan dengan orang yang tak ikut dalam pelatihan bersantai, demikian temuan Dr. Jeffery A. Dusek dari Massachusetts General Hospital di Boston dan rekannya.
Jika temuan mereka dikonfirmasi pada orang yang menderita jenis lain tekanan darah tinggi, Dusek dan rekannya menyimpulkan, manfaatnya dalam pencegah stroke, serangan jantung, gagal ginjal dan dampak penyakit lain tekanan darah tinggi --serta pengurangan biaya untuk membeli obat-- akan "tak terperikan".
Saat usia orang, tekanan tinggi systolic mereka --angka tertinggi dalam catatan tekanan darah tinggi-- cenderung naik, sementara tekanan darah diastolic mereka, atau angka terendah, seringkali turun, Dusek dan timnya menjelaskan di dalam Journal of Alternative and Complementary Medicine.
Sebanyak tiga-perempat orang berusia lanjut yang menderita tekanan darah tinggi memiliki isolated systolic hypertension, yang merupakan "tantangan bagi pengobatan" untuk mengobati secara efektif, mengingat resiko terlalu rendahnya tekanan darah diastolic, serta kenyataan bahwa banyak orang berusia lanjut menggunakan banyak obat, kata mereka.
Untuk memastikan apakah mempelajari teknik penanganan stress dapat membantu orang menangani systolic hypertension tanpa obat, para peneliti itu mengacak 122 laki-laki dan perempuan yang menderita tekanan darah tinggi dan berusia 55 tahun ke atas selama delapan pekan pelatihan reaksi santai atau satu kelompok pemantauan. Semuanya menggunakan setidaknya dua jenis obat anti-darah-tinggi pada awal studi tersebut.
Orang yang berada dalam kelompok reaksi relaksasi ikut dalam kegiatan mingguan yang meliputi 15 menit instruksi mengenai cara menghasilkan reaksi (seperti meditasi kesadaran penuh dan menarik nafas yang dalam), serta 20 menit kegiatan reaksi relaksasi. Mereka diinstruksikan untuk mendengarkan rekaman reaksi relaksasi selama 20 menit setiap hari.
Pasien yang berada di dalam kelompok pantauan mendengarkan serangkaian rekaman instruksi mengenai teknik pengobatan selama 20 menit.
Pada akhir masa delapan pekan, 44 orang di dalam kelompok reaksi relaksasi dan 36 peserta kelompok pantauan telah menurunkan tekanan darah mereka ke tingkat sasaran dan memenuhi syarat untuk mengikuti pelatihan delapan pekan lagi yang meliputi penghilangan obat anti-darah-tinggi yang diawasi.
Sebanyak 32% peserta studi itu di dalam kelompok relaksasi dapat mempertahankan tekanan darah mereka pada tingkat yang disarankan sementara menghilangkan satu atau lebih obat anti-darah-tinggi mereka, sedang mereka yang berada di kelompok pantauan berjumlah 14%.
Setelah para peneliti itu memantau bermacam ciri orang pada masing-masing kelompok, mereka mendapati bahwa berada di dalam kelompok relaksasi meningkatkan peluang seseorang untuk mampu menghilangkan setidaknya satu jenis obat lebih dari empat kali lipat
Langganan:
Postingan (Atom)